MOTIVASI
a. Pengertian Motivasi
Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli – Motivasi berasal dari
kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Menurut Sardiman 2006:73) motif merupakan daya
penggerak dari dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik,
1992:173). Dalam Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
b. Teori Drive Reinforcement dan implikasi praktisnya
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab
dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang
karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat
ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian
yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis,
yaitu:
a. Pengukuhan Positif
(Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika
pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
b. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu
bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
c. Teori Harapan dan implikasi praktisnya
Nadler dan Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manejer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai:
a. Pastikan
jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
b. Definisikan
secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang
dinginkan dari pegawai
c. Pastikan
bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
d. Kaitkan hasil yang
dinginkan dengan tingkat kinerja yang di inginkan
e. Pastikan
bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
f. Orang
berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada
orang yang berkinerja rendah.
Teori harapan ini
didasarkan atas:
a. Harapan
(Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena
perilaku.
b. Nilai
(Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai/martabat
tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
c.
Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat
pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Contoh Kasus: Seorang karyawan pada bagian/divisi penjualan berupaya meraih
target penjualan tertentu untuk mendapatkan bonus berupa liburan ke luar
negeri. Dalam teori harapan, karyawan tersebut berusaha mendapatkan kesempatan
untuk memenuhi target karena ingin pergi ke luar negeri.
d. Teori Tujuan dan implikasi praktisnya
Teori ini menyatakan bahwa mencapai
tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja
karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang
jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
a. Dia
akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
b. Dia
akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
c.
Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
d. Semua
jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan
yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki
motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah
apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
e. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
a. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka
terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan.
Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk
kepuasan.
b. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan
tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi
aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan
kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak
aman dan perlu aman.
c. Kebutuhan Cinta
Sayang dan kepemilikan, ketika
kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan
bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
d. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan
dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan
baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil
diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang
merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
e. Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi,
maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow
menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa
yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman
harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka
merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang
sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai
atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang
itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika
ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarki kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,
lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik
atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri.
f. Kebutuhan yang Relevan dengan perilaku dalam organisasi
Kebutuhan merupakan fundamen yang
mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa
mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005)
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas,
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula
sebagai kebutuhan yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa
aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya,
pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk
rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok,
berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan
harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan
potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan
kritik terhadap sesuatu.
Sumber :
Sunyoto
Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
http://wangmuba.com/2009/02/18/teori-teori-motivasi/
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Citra.
http://wangmuba.com/2009/02/18/teori-teori-motivasi/