Pengertian
Job Enrichment
JOB ENRICHMENT
Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap
prestasi kerja karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam
bekerja maka seorang karyawan akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan
yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan menghasilkan
kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam
organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran
karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya
motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik.
Job enrichment adalah memperluas
rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan memberikan kepuasan kerja dengan
cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan, penyelenggaraan
organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job enrichment bertujuan untuk
menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menambah hak otonomi dan
wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan kerja.
Job enrichment dapat meningkatkan otonomi
seseorang dalam mengatur pekerjaannya. Misalnya seorang petugas di dalam
melakukan pekerjaannya sebelum diatur oleh suatu prosedur yang ketat, di mana
dia tidak di berikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang dia anggap
paling efektif, untuk memilih bahan-bahan yang di butuhkan, atau untuk mengatur
pekerjaannya. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi dia
dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitasnya.
CONTOH :
Di sebuah perusahaan ada seorang kepala bagian
marketing. Oleh perusahaan ia akan dinaikan jabatannya sebagai manager
marketing di perusahaan tersebut. Sebelum ia naik ke jabatan tersebut,
perusahaan meminta agar ia mengambil kuliah untuk mendapatkan gelar S2 dan juga
ia diminta agar mengikuti training yang disediakan oleh perusahaan. Hal
tersebut berguna untuk menambah wawasan dan kemampuan yang ia miliki, agar
kemampuan tersebut dapat digunakan untuk membantu memajukan perusahaan.
Job Range:
Menunjukan banyaknya jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang.
Contoh :
Seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di
suatu universitas ia juga dapat membantu anak-anak dibawah jenjang
pendidikannya untuk mengajar anak –anak tersebut dengan cara membuka tempat les
atau tempat untuk belajar.
Job Deptn:
Menunjukan keleluasaan seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Contoh : dokter spesialis,,
Disuatu hotel atau resturan ada seorang koki yang
khusus atau memasak masakan cina. Disini ia mempunyai keahlian khusus hanya
memasak masakan cina. Ia mendalami pembuatan masakan cina.
MOTIVASI :
Contoh Kasus: Setelah adanya PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran, motivasi pekerja di sebuah perusahaan
biasanya cukup rendah. Ini bisa jadi disebabkan karena karyawan mempersepsi adanya
ketidakadilan, baik dari sudut pandang Equity Theory maupun Procedural
Justice. Ketika perusahaan memecat karyawan yang telah memberikan
kontribusi berupa kerja keras dan keahlian, karyawan mempersepsi bahwa
ketidakadilan telah terjadi.
Langkah-langkah dalam redesign untuk enrichment
A. Menggabungkan
beberapa pekerjaan menjadi satu.
·
Menjadi
lebih besar
·
Lebih
bervariasi
·
Kecakapan
lebih luas
B. Memberikan modul kerja untuk setiap
pekerja.
C. Memberikan kesempatan pada setiap
pekerja untuk dapat bertanggung jawab.
·
Kesempatan
mengatur prosedur kerja sendiri
D. Memberikan
kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung.
·
Orang –
orang yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
E. Menciptakan sarana – sarana umpan balik.
·
Pekerja
dapat memonitor koreksi diri.
Pertimbangan-pertimbangan dalam job
enrichment
A. Jika pekerjaan terspesialisir dan sederhana dirancang
kembali untuk memotivasi secara intrinsik pada pekerja, maka kualitas pelaksanaan
kerja pekerja akan meningkat.
B. Absensi – absensi dan perpindahan
kerja akan berkurang.
C. Dimensi inti yang berkaitan dengan
motivasi intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan Oldham ), yaitu:
a. Keragaman
ketrampilan (skill variety)
Banyaknya ketrampilan yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin
kurang membosankan pekerjaan. Misalnya, seorang salesman diminta untuk
memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang
berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
b. Jati diri tugas
(task identity)
Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil
kinerja seseorang. Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang
lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri
menimbulkan rasa tidak puas. Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat
catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display
sendiri.
c. Tugas yang
penting (task significance)
Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai
dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan
rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan
sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia
cenderung mempunyai kepuasan kerja. Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah
tangga ingin mengeluarkan produk panci baru. Para karyawan diberikan tugas
untuk mencari kriteria seperti apa panci yang sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu
masa kini. (tugas tersebut memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan karena
hasil kerjanya nanti secara langsung akan memberi manfaat kepada pelanggan)
d. Otonomi
Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang
mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk
menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk
menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan
peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja.
Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk memperebutkan
tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk
menarik perhatian klien . Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri
waktu kerja dan waktu istirahat.
e. Umpan balik
(feed back)
Memberikan informasi kepada para pekerja
tentang hasil pekerjaan sehingga para pekerja dapat segera memperbaiki kualitas
dan kinerja pekerjaan. Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk
mencari sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain,
mengenai segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat
konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.
Jadi kondisi psikologis kritis karyawan
yang muncul karena adanya dimensi utama dalam tugas akan mempengaruhi hasil
kerja karyawan yang telah termotivasi secara internal. Berhasil atau tidaknya
hasil kerja dalam job enrichment tergantung oleh kekuatan kayawan untuk
berkembang dan berpikir positif.
Daftar Pustaka:
P.Siagian, Sondang, Prof. Dr.
MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka
Citra.
Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen
Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Wirawan,
Sarlito. (2005).Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan).Jakarta :Balai
Pustaka.
Sunyoto Munandar,
Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
No comments:
Post a Comment